Bapak Sosiologi

Bapak Sosiologi
August Comte atau juga Auguste Comte (Nama panjang: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte; lahir di Montpellier, Perancis, 17 Januari 1798 – meninggal di Paris, Perancis, 5 September 1857 pada umur 59 tahun) adalah seorang ilmuwan Perancis yang dijuluki sebagai "bapak sosiologi". Dia dikenal sebagai orang pertama yang mengaplikasikan metode ilmiah dalam ilmu sosial.

Kamis, 22 Desember 2011

Konsep Sosiologi


Konsep Sosiologi
            Sesuai dengan tumbuh berkembangnya peradaban manusia berbagai ilmu pengetahuan yang tergabung dalam filsafat kemudian memisahkan diri dan  memihak pada urusanya sendiri. Pada abad ke-19, Sosiologi muncul sebagai ilmu yang berusaha berdiri sendiri dengan kajian tentang kehidupan manusia dalam masyarakat.
            Menurut Soerjono Soekanto (1982), bahwa perkembangan dari perhatian terhadap masyarakat  terjadi pada tiap-tiap masyarakat di dunia ini. Pemikiran terhadap masyarakat lambat laun mendapat bentuk sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dinamakan sosiologi, pertama kali di Eropa. Banyak usaha-usaha, baik yang bersifat ilmiah ataupun yang bersifat non ilmiah telah berusaha membentuk Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Beberapa pendorong utamanya adalah meningkatkans perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Sedang di amerika sendiri Sosiologi dihubungkan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan keadaan social manusia dan sebagai pendorong untuk menyelesaikan persoalan yang ditimbulkan oleh kejahatan, pelanggaran, pelacuran, pengangguran, kemiskinan, konflik, dan peperangan.
         Sosiologi adalah bagian dari ilmu-ilmu soial (social science) yang bersama-sama menghadapi masyarakat sebagi obyeknya. Seperti pernah dikemukakan oleh Auguste Comte( seorang ahli filsafat berkebangsaan perancis) bahwa Sosiologi adalah filsafat tentang manusia dan filsafat pergaulan hidup, Konsep yang dikemukakan oleh Comte tersebut mencerminkan pengertian bahwa Sosiologi itu merupakan pengetahuan yang menyoroti secara  tajam mengenai hubungan manusia, golongan, asal,  ras dan kemajuannya, seerta bentuk dan kewajibannya.
            Setelah Sosiologi dapat menampakan wujudnya sebagai ilmu penegtahuan yang berguna bagi masyarakat, maka sampai pada abad ke-20 ia mengalami perkembangan yang sangat  cepat. Hal ini disebabkan oleh karena masyarakat telah semakin terdesak oleh kebutuhan pengetahuan yang bertanggung jawab, manusiawi dan realistis dalam setiap menjawab tantangan hidup. Istilah Sosiologi itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Socius yang artinya teman atau kawan, dan Logos yang artinya ilmu pengetahuan (pemikiran). Dapat Juga Socius diartikan sebagai pergaulan hdup manusia atau disebut masyarakat dan kemudian kata Sosiologi diterjemahkan menjadi Ilmu Kemasyarakatan, yaitu ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat. Atau lebih tegas lagi dapat disebut sebagai Ilmu Pengetahuan yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam masyarakat yang mencakup hubungan antara seorang dengan seorang, antara perseorangan dengan kelompok, dan hubungan antara kelompok dengan kelompok.

Soal Uraian Nilai dan Norma

Soal Uraian :
Soal Obyektif  :
1.      Apa yang dimaksud dengan !
a.       Nilai social            : …………………………………………………………….
b.      Nilai kerohanian    : …………………………………………………………….
c.       Nilai vital              : …………………………………………………………….
d.      Nilai Material        : …………………………………………………………….
2.      Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis nilai-nilai social!
3.      Apa yang dimaksud dengan norma social?
4.      Sebutkan dan jelaskan jenis norma berdasarkan kekuatan mengikatnya!
5.      Sebutkan fungsi nilai social!
Soal Non Obyektif      :
1.      Analisislah  nilai-nilai yang ada dalam kehidupan sehari-hari Anda, kemudian kategorikan termasuk jenis nilai apa serta berikan alasannya!
2.      Jelaskan mengapa dalam suatu masyarakat membutuhkan nilai dan norma?
3.      Jelaskan bagaimana keterkaitan antara nilai dan norma social?
4.      Uraikan tentang berbagai norma social yang ada di lingkungan Anda dan analisis berdasarkan kekuatan mengikatnya!
5.      Sebutkan  berbagai  penyimpangan  nilai dan norma yang ada di lingkungan sekolah, kemudian analisis dan bagaimana  cara menanggulanginya!

Kumpulan Soal Nilai dan Norma


Soal Pilihan Ganda   :
1.  Nilai sosial adalah ....
a.    patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat
b.    tingkat kualitas suatu masyarakat
c.    nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila
d.   sesuatu yang dianggap penting oleh masyarakat
e.    nilai yang ada dalam Undang-Undang

2.  Nilai material adalah nilai yang ....
a.    lebih tinggi dari nilai lainnya
b.    bersumber dari unsur rasa manusia       
c.    berguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani     
d.   berguna bagi jasmani manusia
e.    diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas

3.  Apa yang dimaksud Nilai keindahan ….
a.    nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia
b.    sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
c.    berguna bagi rohani manusia
d.   nilai yang berisi keyakinan terhadap Tuhan YME
e.    ketentuan yang berisi perintah dan larangan

4.  Nilai keindahan merupakan bagian dari nilai ....
a.    material                          d. vital
b.    ekonomis                       e. politis
c.    kerohanian

5.  Dani melakukkan sholat malam untuk menenangkan hatinya. Hal tersebut termasuk dalam nilai ….
a.    Vital                   d. kerohanian
b.    Material             e. moral
c.    Keindahan




6.    Internalized value adalah nilai yang ....
a.    sudah menyatu dalam diri seseorang
b.    dianggap lebih tinggi dibanding nilai-nilai lainnya
c.    berguna bagi manusia
d.   sudah diterapkan oleh seseorang
e.    sedang dipelajari oleh seseorang

7.  Yang merupakan fungsi nilai social adalah ..
a.    patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat
b.    alat untuk menentukan harga social
c.    membentuk solidaritas
d.   pedoman cara berpikir
e.    pedoman cara bertindak

8.   Alat tulis bagi pelajar merupakan contoh nilai ....
a.    material                          d. etika
b.    ekonomis                       e. vital
c.    moral

9.  Norma social adalah ….
a.    sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat
b.    perilaku yang tidak sesuai dengan aturan
c.    patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat
d.   Alat untuk menentukan harga social
e.    segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas

10. macam norma berdasarkan tingkatannya, mulai dari yang paling berat adalah …
a.    usage, folkways, mores, custom, law
b.    folkways, usage, mores, custom, law
c.    law, mores, custom, folkways, usage
d.   law, custom, mores, usage, folkways
e.    law, custom, mores, folkways, usage

11. Salah satu fungsi norma dalam masyarakat adalah ....
a.    alat solidaritas dalam masyarakat
b.    alat menentukan harga social
c.    petunjuk arah cara berpikir
d.   pemberi semangat pada masyarakat
e.    pedoman yang mengatur kehidupan masyarakat

12. Membungkukan badan dan mengucapkan permisi saat lewat didepan orang yang lebih tua. Hal tersebut merupakan penerapan norma …
a.    Kerohanian        d. kebiasaan
b.    Kesopanan         e. hukum
c.    Vital

13. Tindakan pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap norma ….
a.    Kesopanan         d. adat
b.    Hukum               e. tata kelakuan
c.    Cara

14. Melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan, merupakan penerapan dari norma …
a.Kesusilaan                       d. hukum
b. kesopanan                       e. tata kelakuan
c. agama

15. Yang dimaksud norma hukum yaitu …
a.    aturan sosial yang dibuat oleh lembaga tertentu, mempunyai sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.
b.    peraturan sosial yang sifat mutlak dan tidak bisa ditawar karena berasal dari Tuhan
c.    peraturan sosial yang mengarah pada cara bertingkah laku dalam masyarakat.
d.   peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak.
e.    sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat

Rabu, 21 Desember 2011

Ferdinand Tonnies

Ferdinand Tonnies

  1. Biografi Ferdinand Tonnies
Ferdinand Tonnies lahir di Schleswig, Jerman Timur pada tahun 1855 dan wafat pada tahun 1936. Sepanjang hidupnya ia bekerja di universitas kota Kiel. Ia merupakan salah seorang sosiolog Jerman yang turut membangun institusi terbesar yang sangat berperan dalam sosiologi Jerman. Dan ia jugalah yang melatarbelakangi berdirinya German Sosiological Association ( 1909, bersama dengan George Simmel, Max Webber, Werner Sombart, dan lainnya ). Ferdinand Tonnies memiliki berbagai karya diantaranya Gemeinschaft dan Gesellschaft (yang dipublikasikan pertamakali pada tahun 1887) yang selanjutnya diedit dan di alihbahasakan kedalam bahasa Inggris menjadi Community and Society (1957) oleh Charles P. Loomis, karyanya yang lain yang berupa essai-essai tentang sosiologi terdapat di dalam bukunya Einfuhrung in die Soziologie (An Introduction to Sociology). Diakhir usianya Tonnies adalah seorang yang aktif menentang gerakan NAZI di Jerman dan seringkali ia diundang menjadi Professor tamu di University of Kiel, setelah hampir masa hidupnya ia gunakan untuk melakukan penelitian, menulis, dan mengedit karya para sosiolog dimasanya.
  1. Dua Tipe Masyarakat
Masyarakat bukan organisme yang dihasilkan oleh proses – proses biologis. Masyarakat adalah ciptaan karya manusia sendiri. Masyarakat adalah usaha manusia untuk mengadakan dan memelihara relasi – relasi timbal balik yang mantap. Kemauan manusia yang mendasari masyarakat. Berkenaan dengan kemauan itu, Tonnies membedakan antara Zweckwille, yaitu kemauan rasional yang hendak mencapai suatu tujuan dan Triebwille, yaitu dorongan batin berupa perasaan. Zweckwille, apabila orang hendak mencapai suatu tujuan tertentu dan mengambil tujuan rasional kearah itu. Biasanya di bidang ekonomi orang yang hendak mencari keuntungan atau jasa – jasa pelayanan di dorong oleh “Zweckwille”. Rangka tujuan itu mereka mendirikan kongsi- kongsi atau mengadakan relasi – relasi dagang, dimana bukan relasi sendiri menjadi pertimbangan melainkan tujuan yang mau dicapai melalui relasi itu. Dalam pencapaian tersebut, yang menuntun mereka adalah suatu pertimbangan rasional seperti materi, keuntungan, dan sebagainya. Zweckwille ini terlihat menonjol pada kalangan pedagang, ilmuwan, dan pejabat-pejabat yang kesemuanya mementingkan sikap yang rasional. Sedangkan dalam Triebwille, meliputi sejumlah langkah atau tindakan yang tidak hanya berasal dari akal budi, melainkan dari sifat, perasaan, hati dan jiwa seseorang yang bersangkutan Triebwille bersumber pada selera perasaan, kecenderungan psikis, kebutuhan biotis, keyakinan, maupun perasaan seseorang. tradisi atau keyakinan orang. Sehingga konsep ini menggambarkan dalam mengambil keputusan mengenai tujuan tertentu, seseorang dipengaruhi oleh perasaannya. Zweckwille ini terlihat pada kalangan petani, rakyat sederhana, seniman dan orang-orang yang lebih menggunakan perasaan dalam pekerjaannya. Misalnya, orang bekerja sama karena senang dengan keramaian atau karena ingin belajar atau mau menolong atau merasa diri berguna, kreatif dan sebagainya.
Triebwille paling menonjol dikalangan petani, orang seniman, rakyat sederhana, khususnya wanita dan generasi muda. Zweckwille lebih menonjol di kalangan pedagang, ilmuwan dan pejabat – pejabat umumnya orang – orang tua bersikap lebih rasional dan berkepala dingin daripada orang muda. Distringsi tersebut ini langsung berpengaruh atas corak dan cirri interaksi orang dalam kelompok atau masyarakat, sehingga kita dapat membedakan antara dua tipe masyarakat. Dengan konsep inilah corak dan ciri masyarakat terbagi, yakni menjadi gemeinschaft dan gesselschaft. Menurut Selo Soemarjan dan Solaeman Soemardi, gemeinschaft atau paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama yang sesuai dengan triebwille. Kebersamaan dan kerja sama tidak diadakan untuk mencapai tujuan dari luar, melainkan lebih dihayati sebagai tujuan dalam dirinya. Sehingga orang lebih merasa dekat satu sama lain dan memperoleh kepuasan tersendiri karenanya. Sedangkan gesselschaft lebih menggambarkan suatu kehidupan bersama yang sesuai dengan zweckwille. Gesellschaft atau petembayan ini lebih mengasosiasikan dimana suatu relasi kebersamaan dan kesatuan timbul dari faktor-faktor lahiriah, seperti persetujuan, peraturan, undang-undang, dan sebagainya. Unsur-unsur individu beserta masing-masing kepentingan dalam pencapaian suatu tujuan lebih ditonjolkan.
Seperti dibicarakan sebelumnya, Tonnies memiliki teori yang penting yang akhirnya berhasil membedakan konsep tradisional dan modern dalam suatu organisasi sosial, yaitu Gemeinschaft (yang diartikan sebagai kelompok atau asosiasi) dan Gesellschaft (yang diartikan sebagai masyarakat atau masyarakat modern-istilah Piotr Sztompka). Gemeinschaft adalah bentuk hidup bersama yang lebih bersesuai dengan “triebwille”. Kebersamaan dan kerja sama tidak diadakan untuk mencapai suatu tujuan diluar, melainkan dihayati sebagai tujuan dalam dirinya. Toennies menyebutkan sebagai contoh keluarga, lingkungan tetangga, sahabat – sahabat, serikat pertukangan dalam abad pertengahan, gereja, desa dan lain sebagainya. Para oleh ikatan persaudaraan, simpati dan perasaan lainnya. Kata Toennies, “prototype semua persekutuan hidup yang dinamakan “Gemeinschaft” itu keluarga. Ketiga soko guru yang menyokong Gemeinschaft ialah :
a)      Darah
b)      Tempat tinggal atau tanah
c)      Jiwa atau rasa kekerabatan, ketetanggaan, dan persahabatan. Ketiga unsur ini diliputi oleh keluarga. Unsur yang pertama bersifat konstitutif
Gesselschaft tipe asosiasi dimana relasi – relasi kebersamaan dan kebersatuan antara orang berasal dari faktor–faktor lahiriah, seperti persetujuan, peraturan, undang – undang dan sebagainya. Kata Toennies, “Teori Gesellschaft berhubung dengan perjumlahan atau kumpulan orang yang dibentuk atas cara buatan (artificial). Kalau dilihat sepintas – lalu saja, kumpulan itu mirip dengan Gemeinschsft, yaitu sejauh para anggota individual hidup bersama dan tinggal bersama secara damai. Tetapi dalam Gemeinschaft mereka pada dasarnya terus bersatu, sekalipun ada factor – factor yang memisahkan, sedang dalam Gesellschaft pada dasarnya mereka tetap berpisah satu dari yang lain.
Toennies memakai istilah “hidup yang organis dan nyata (real)” untuk relasi – relasi yang berlaku di dalam Gemeinschaft, dan istilah dalam Gesellschaft. Yang pertama membentuk suatu kesatuan hidup, dimana unsure kesatuan dan kolektifitas lebih menonjol. Pola interaksi yang berlaku dalam Gemeinschaft dan pola yang berlaku dalam Gesellschaft tidak saling menolak atau bertentangan satu terhadap yang lain.
  1. Gemeinschaft dan Gesellschaft
Tonnies memiliki teori yang penting yang berhasil membedakan konsep tradisional dan modern dalam suatu organisasi sosial, yaitu Gemeinschaft (yang diartikan sebagai kelompok atau asosiasi) dan Gesellschaft (yang diartikan sebagai masyarakat atau masyarakat modern-istilah Piotr Sztompka). Tonnies memasukkan Gemeinschaft dan Gesellschaft di bukunya (1887) satu diantara beberapa nomor yang dipaparkan, sebagai salah satu teori yang bersifat modern. Menurutnya Gemeinschaft adalah sebagai situasi yang berorientasi nilai nilai, aspiratif, memiliki peran, dan terkadang sebagai kebiasaan asal yang mendominasi kekuatan sosial. Jadi baginya secara tidak langsung Gemeinschaft timbul dari dalam individu dan adanya keinginan untu memiliki hubungan atau relasi yang didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan tindakan. Individu dalam hal ini diartikan sebagai pelekat/perekat dan pendukung dari kekuatan sosial yang terhubung dengan teman dan kerabatnya (keluarganya), yang dengannya mereka membangun hubungan emosional dan interaksi satu individu dengan individu yang lain. Status dianggap berdasarkan atas kelahiran, dan batasan mobilisasi juga kesatuan individu yang diketahui terhadap tempatnya di masyarakat.
Sedang Gesellschaft merupakan sesuatu yang kontras, menandakan terhadap perubahan yang berkembang, berperilaku rasional dalam suatu individu dalam kesehariannya, hubungan individu yang bersifat superficial (lemah, rendah, dangkal), tidak menyangkut orang tertentu, dan seringkali antar individu tak mengenal, seperti tergambar dalam berkurangnya peran dan bagian dalam tataran nilai, latar belakang, norma, dan sikap, bahkan peran pekerja tidak terakomodasi dengan baik seiring dengan bertambahnya arus urbanisasi dan migrasi juga mobilisasi.
Tonnies memaparkan Gemeinschaft adalah wessenwill yaitu bentuk-bentuk kehendak, baik dalam arti positif maupun negatif, yang berakar pada manusia dan diperkuat oleh agama dan kepercayaan, yang berlaku didalam bagian tubuh dan perilaku atau kekuatan naluriah. Jadi, wessenwill itu sudah merupakan kodrat manusia yang timbul dari keseluruhan kehidupan alami. Sedangkan Gesselschaft adalah Kurwille yaitu merupakan bentuk-bentuk kehendak yang mendasarkan pada akal manusia yang ditujukan pada tujuan-tujuan tertentu dan sifatnya rasional dengan menggunakan alat-alat dari unsur-unsur kehidupan lainnya. Atau dapat pula berupa pertimbangan dan pertolongan. Tonnies membedakan Gemeinschaft menjadi 3 jenis, yaitu :
1)      Gemeinschaft by blood, yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau keturunan. Didalam pertumbuhannya masyarakat yang semacam ini makin lama makin menipis, contoh : Kekerabatan, masyarakat-masyarakat daerah yang terdapat di Yogyakarta.
2)      Gemeinschaft of placo (locality), yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk dapatnya saling menolong, contoh : RT dan RW.
3)      Gemeinschaft of mind, yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideology atau pikiran yang sama.
Dimana, dari ketiga bentuk ini dapat ditemui pada masyarakat, baik di kota maupun di desa.
Oleh Tonnies juga dikatakan bahwa suatu paguyuban (gemeinschaft) mempunyai beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut.
  1. Intimate, yaitu hubungan menyeluruh yang mesra
  2. Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi, khusus untuk beberapa orang saja
  3. Exclusive, yaitu hubungan itu hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang-orang diluar”kita”
Di dalam gemeinschaft atau paguyuban terdapat suatu kemauan bersama (common will), ada suatu pengertian (understanding) serta juga kaidah-kaidah yang timbul dengan sendirinya dari kelompok tersebut. Apabila terjadi pertentangan antara anggota suatu paguyuban, pertentangan tersebut tidak akan dapat diatasi dalam suatu hal saja. Hal itu disebabkan karena adanya hubungan yang menyeluruh antara anggota-anggotanya. Tak mungkin suatu pertentangan yang kecil diatasi karena pertentangan tersebut akan menjalar kebidang-bidang lainnya. Keadaan yang agak berbeda akan dijumpai pada petembayan atau gesselschaft, dimana terdapat public life yang artinya bahwa hubunganya bersifat untuk semua orang; batas-batas antara “kami” dengan “bukan kami” menjadi kabur. Pertentangan-pertentangan yang terjadi antara anggota dapat dibatasi pada bidang-bidang tertentu sehingga suatu persoalan dapat dialokasikan.
  1. Ferdinand Tonnies dan Evolusi tanpa Kemajuan
Durkheim menjelaskan tipologi perubahan masyarakat dengan membuat perbandingan “solidaritas mekanik” dan “solidaritas organik”, Spencer membuat tipe “masyarakat militer” vs “masyarakat industri”, Weber yang membagi “masyarakat agraris tradisional” dengan “masyarakat kapitalis”. Maka dibawah ini adalah tabel dikotomi serupa yang disajikan oleh Tonnies dalam Gemeinschaft und Gesellschaft (yang dipublikasikan pertamakali pada tahun 1887). Gemeinschaft (komunitas) ditandai oleh ikatan sosial bersifat pribadi, akrab, dan tatap muka (primer). Ciri-ciri ikatan sosial ini seperti yang dikemukakan sebelumnya ialah berubah menjadi impersonal, termediasi, dan sekunder dalam masyarakat modern (Gesellschaft). Keunikan pendekatan Tonnies terlihat dari sikap kritisnya terhadap masyarakat modern (Gesellschaft), terutama nostalgianya mengenai kehidupan tipe komunitas/kelompok/asosiasi (Gemeinschaft) yang lenyap. Tonnies adalah contoh langka penganut evolusionisme yang tak menganggap evolusi identik dengan kemajuan. Menurutnya, evolusi terjadi secara berlawanan dengan kebutuhan manusia, lebih menuju kearah memperburuk ketimbang meningkatkan kondisi kehidupan manusia. Dan dibawah ini adalah pemaparan Tonnies tentang perbedaan antar Gemeinschaft dengan Gesellschaft sebagai suatu perubahan yang justru bergerak kearah memperburuk, menurut dirinya.
Ciri
Gemeinschaft(komunitas)
Gesellschaft (masyarakat modern)
Hubungan sosial
Ikatan Keluarga
Pertukaran ekonomi
Institusi khas
Keluarga
Negara dan ekonomi
Citra tentang individu
Kedirian
Orang, warga
Bentuk kekayaan
Tanah
Uang
Tipe hukum
Hukum keluarga
Hukum kontrak
Institusi sosial
Desa
Kota
Kontrol sosial
Adat dan agama
Hukum dan pendapat umum
Ciri dari Gemeinschaft yaitu berbentuk komunitas sedangkan ciri dari Gesellschaft yaitu masyarakat modern
Tentang hal ini pula secara tidak langsung bagi Tonies faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan masyarakat dimana prinsip evolusi yang ia miliki hampir sama dan senada dengan prinsip evolusi ahli lain seperti Max Weber begitu juga dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantara penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya kecenderungan berfikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandangan terhadap suatu aturan dan sistem organisasi. Sebagai contoh kasus ialah adanya suatu masyarakat bernama kampung Ambon di daerah Bekasi, dimana asalnya sebuah komunitas tersebut merupakan hanya kaum urban yang datang dari Ambon dan sekitarnya untuk mencari penghasilan dengan bekerja seadanya, namun seiring dengan perubahan masa, waktu dan zaman urbanisasi yang datang dari daerah tersebut semakin banyak dan mengikuti pendahulunya yang lain untuk menempati lokasi yang sama. Sehingga saat ini terbentuklan suatu masyarakat Ambon yang datang ke Jakarta setelah sebelumnya hanya sebuah komunitas belaka.
Daftar Pustaka
K.J. Veeger.  1986. Realitas sosial. Jakarta: PT Gramedia.
P.J. Bouman. 1976. Sosiologi “Pengertian-Pengertian dan Masalah-Masalah”. Yogyakarta:           Penerbit Kanisius.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (ed). 1974. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Soekanto, soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo        Persada.
Sztompka, Piotr. 2005. Sosiologi Perubahan Sosial (alih bahasa oleh Alimandan). Jakarta: Prenada Media.